Selamat Datang Di Blogger AHMADI unTUk bUMI.....
Seraya Berucap....
Selamat Pagi bUMI.....
Aku Ada Karena Kau Ada....
Wahai Calon Pemimpin Besar.... Bersahabatlah Engkau Dengan Malam Dan Siang..... Karena Apapun Yang Engkau Miliki hari Ini.... Tidak Akan Cukup Untuk Mengubah Dunia..... Apalagi Melukis Langit Dengan Indah.....
Emosi dan moralitas
Pada bab 4 telah disinggung mengenai emosi malu sebagai penjaga nilai moral. Adanya rasa malu melanggar nilai-nilai moral pada anggota masyarakat akan menjamin tetap tegaknya nilai-nilai moral itu. Begitu juga perasaan bersalah berperan dalam menjaga agar suatu nilai moral tertentu tidak dilanggar sekaligus melakukan kompensasi jika dilanggar. Misalnya, Anda menempeleng anak kecil yang telah berbuat ribut. Nilai moral menganggap tindakan Anda sebagai pelanggaran. Anda menyadarinya dan lalu muncul rasa bersalah. Setelah munculnya rasa bersalah, boleh jadi Anda akan berbuat meminta maaf dan melakukan tindakan lain yang menyenangkan si anak sebagai kompensasi rasa bersalah.
Kita tahu bahwa emosi sering bersifat spontan dan tanpa diniatkan dahulu. Pengalaman mengalami emosi berlangsung begitu saja. Tiba-tiba saja marah, kagum atau sedih. Saat Anda berhadapan dengan jurang, tiba-tiba saja Anda langsung gemetar takut. Namun demikian, sebagian pengungkapan ekspresi emosi merupakan sesuatu yang diatur oleh moral. Misalnya Anda jatuh cinta secara romantik pada saudara kandung. Secara moral hal itu tidak dibenarkan. Oleh karenanya emosi cinta itu tidak akan diungkapkan. Lalu misalnya Anda marah kepada anak Anda. Adalah tidak bermoral jika Anda memukulnya. Oleh sebab itu Anda tidak melakukannya.
Pada saat seseorang melakukan tindakan sadar untuk mengatur emosi yang terjadi secara spontan, maka pengaturan itu boleh jadi dipandu oleh nilai moral. Misalnya Anda berupaya menurunkan tingkat kemarahan, sebab marah-marah sembarang tempat dan sembarang situasi, dan juga pada sembarang orang, bukanlah sesuatu yang dianggap baik. Begitu juga misalnya rasa curiga berlebihan terhadap orang lain dinilai tidak bermoral, yang oleh karenanya maka Anda berusaha menurunkan kecurigaan Anda. Anda akan lebih mengontrol rasa curiga Anda.
Emosi yang kita alami juga memberikan informasi pada kita nilai penting moralitas tertentu. Adanya emosi membuat kita sensitif terhadap situasi yang relevan dengan moralitas tertentu atau malah kadang membuat solusi atas dilema moral yang dialami. Pada saat Anda menyaksikan seseorang yang melakukan pelanggaran moral, misalnya ayah memerkosa anak gadis sendiri, maka emosi tidak suka Anda timbul begitu besar. Itu artinya emosi memberikan Anda suatu panduan bahwa peristiwa itu sangat melanggar moral.
Pernahkah Anda merasa bangga memberikan bantuan? Misalnya Anda merasa bangga memberikan sumbangan dalam jumlah besar ke sebuah Panti Asuhan. Mengapa bangga itu Anda alami? Boleh jadi adalah karena Anda telah melakukan sesuatu yang sangat dianjurkan oleh moral. Menyumbang pada yang menderita susah sangat dihargai dalam moralitas di masyarakat. Sebaliknya Anda mungkin merasa getir karena mengambil keuntungan dari penjualan rumah orang yang sedang dililit hutang. Sebab, meskipun tidak salah, mengambil untung saat orang susah kurang dihargai oleh moralitas masyarakat kita.
Label: moral, moralitas, psikologi, psikologi moral