Selamat Datang Di Blogger AHMADI unTUk bUMI.....

Mari Menatap Pagi.....
Seraya Berucap....
Selamat Pagi bUMI.....
Aku Ada Karena Kau Ada....

Wahai Calon Pemimpin Besar.... Bersahabatlah Engkau Dengan Malam Dan Siang..... Karena Apapun Yang Engkau Miliki hari Ini.... Tidak Akan Cukup Untuk Mengubah Dunia..... Apalagi Melukis Langit Dengan Indah.....

Pernyataan Ilmuwan Barat Tentang Islam

Pernyataan Ilmuwan Barat Tentang Islam

dakwatuna.com - Seorang ilmuwan dari Italia Kenneth Edward George berkata,
“Saya sudah mengkaji dengan sangat teliti agama-agama terdulu dan agama modern dewasa ini. Kesimpulannya adalah bahwa Islam agama langit yang yang benar. Kitab Suci ini mencakup kebutuhan materi dan immateri bagi manusia. Agama ini membentuk akhlak yang baik dan menjaga rohani agar tetap sehat.”

Profesor Inggris Mountaghmiri Watts berkata,
"Apa yang dipaparkan Al Qur’an tentang realitas dan fenomena alam yang sempurna menurut saya adalah di antara kelebihan dan keistimewaan Kitab ini. Yang jelas semua temuan dan ilmu pengatahuan yang didokumentasikan dewasa ini, tidak mampu menandingi Al Qur’an.”

Sejarawan Italia, Brands Johny Burkz mengatakan,
“Kesejahteraan dan kepemimpinan menjauh dari umat Islam dikarenakan mereka tidak mau mengikuti petunjuk Al Qur’an dan mengamalkan hukum dan undang-undang-nya. Padahal sebelumnya sejarah telah mencatat bahwa generasi awal Islam meraih kejayaan, kemenangan, dan kebesaran. Musuh-musuh Islam tau rahasia ini, sehingga mereka menyerang dari sisi ini. Ya, kondisi kehidupan umat Islam sekarang ini suram, karena tidak pedulinya umat ini terhadap Kitabnya, bukan karena ada kekurangan dalam Al Qur’an atau Islam secara umum. Yang obyektif adalah tidak benar menganggat sisi negatif dengan menghakimi ajaran Islam yang suci.”

Peneliti Prancis Gul Labum menyeru orang Eropa,“Wahai manusia, kajilah Al Qur’an secara mendalam, sampai kalian menemukan hakekat kebenarannya, karena setiap ilmu pengetahuan dan seni-budaya yang pernah dicapai oleh bangsa Arab, pondasinya adalah Al Qur’an. Hendaknya setiap penduduk dunia, dari beragam warna dan bahasa mau melihat secara obyektif kondisi dunia zaman awal. Mengkaji lembaran-lembaran ilmu pengetahuan dan penemuan sebelum Islam. Maka kalian akan tahu bahwa ilmu pengetahuan dan penemuan tidak pernah sampai pada penduduk bumi kecuali setelah ditemukan dan disebarluaskan oleh kaum muslimin yang mereka eksplorasi dari Al Qur’an. Ia laksana lautan pengetahuan yang mengalir di jutaan anak sungai. Al Qur’an tetap hidup, dan setiap orang mampu meneguk sejuknya sesuai dengan kesungguhan dan kemampuannya.”

Ahli filsafat dari Prancis, Pranco Mari Pulter, menjelaskan perbedaan antara Injil dan Al Qur’an,
”Kami yakin, jika disodorkan Al Qur’an dan Injil kepada seseorang yang tidak beragama, pasti orang tersebut akan memilih yang pertama, karena Al Qur’an mengetengahkan pemikiran yang cocok dengan akal sehat. Boleh jadi tidak ada undang-undang yang lebih detail tentang masalah perceraian, kecuali undang-undang dan hukum yang telah di gariskan Al Qur’an tentang masalah ini.”

Seorang ilmuwan dari Inggris Fard Ghayum, Guru Besar Universitas London mengatakan,
”Al Qur’an adalah kitab mendunia yang memiliki keistimewaan sastra yang tinggi, yang terjemahnya saja tidak bisa mewakili tingginya sastra aslinya. Karena lagunya berirama khusus, keindahannya mengagumkan, dan pengaruhnya yang luar bisa terhadap yang mendengarkan. Banyak kaum nashrani Arab yang terpengaruh gaya bahasa dan sastranya. Begitu juga kaum orientalis, banyak di antara mereka yang menerima Al Qur’an. Ketika dibacakan Al Qur’an, kami orang-orang Nashrani terpengaruh, laksana sihir yang menembus jiwa kami, kami merasakan ungkapannya yang indah, hukumnya yang orisinil. Keistimewaan seperti ini yang menjadikan seseorang merasa terpuaskan, dan bahwa Al Qur’an tidak mungkin ada yang mampu menandinginya.”

Knett Grigh, Guru Besar Universitas Cambridge memberi kesaksian,
”Tidak akan mampu seseorang sepanjang empat belas abad yang lalu, sejak diturunkannya Al Qu’ran sampai sekarang ini, yang mampu membuat seperti ayat Al Qur’an, satu ayat sekalipun. Karena Al Qur’an bukan kitab yang dikhususkan untuk zaman tertentu, bahkan Al Qur’an ini alami yang akan terus berlangusng sepanjang zaman. Meskipun dunia dan kehidupan ini berubah, namun setiap manusia memungkinkan menjadikan al Qur’an sebagai pedoman hidupnya. Mengapa Al qur’an lebih unggul dan menjadi pedoman hidup manusia sepanjang masa? Karena Al qur’an mencakup hal-hal yang kecil maupun urusan yang besar. Tidak ada sesuatu yang tidak diatur oleh Al qur’an. Saya yakin, bahwa Al Qur’an mampu mempengaruhi orang Barat, dengan syarat, Al Qur’an dibacakan dengan bahasa aslinya, karena terjemahnya tidak mampu memberi pengaruh kejiwaan dan rohani, berbeda dengan bacaan aslinya yang menggetarkan jiwa, meluluhkan qalbu.” (it/ut)

Lautan Cap Jempol Hijau di Senayan, Jakarta

FANTASTIS: Lautan Cap Jempol Hijau di Senayan, Jakarta
Atmosfer batin serta suasana Area Hall Basket Senayan-Jakarta sedari
sore hingga malam kemrin benar-benar berubah menjadi lautan manusia.
Di sana-sini berjibun peserta—sedari siang hari yang amat antusias
mengikuti beragam selebrasi bertajuk: "Indonesian Earthfest 2008".
Wajah-wajah molek dan ganteng mereka tampak sumringah dan penuh
kemenangan. Sebab, mereka bakal menjadi pelaku sejarah sebagai
pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Guiness Book World
of Record berkat Cap Jempol Hijaunya.

Sungguh fantastis memang, antusiasme puluhan ribu bahkan ratusan ribu
orang mengikuti aksi massal "Cap Jempol Hijau Peduli Lingkungan" di
Area Hall Basket Senayan, Jakarta—Minggu (Ahad) sore (14/12) itu.
Mereka datang dari berbagai penjuru kota di Indonesia; lintas profesi,
gender dan agama.

Hebatnya lagi, acara bombastis itu juga diikuti kalangan pejabat
tinggi dan selebritis. Para selebritis dan pejabat negara itu, pun
turut membubuhkan cap jempol kanannya pada kain putih yang terbentang
tak kurang dari setengah kilometer (500 meter). Mereka—antara
lain—yang telah membubuhkan Cap Jempolnya adalah: Mr. Rockefeller, Dr.
Ir. H. Herry Suhardiyanto, MSi (Rektor IPB), Ir. H. Achmad "AK" Kalla,
Glen Fredly dan masih banyak lagi. Thema hangat yang
digelora-gelorakan dalam pengumpulan ratusan ribu Cap Jempol Hijau
kali ini yakni: "Akankah Kita Biarkan Bumi Hancur? Ayo Angkat Jempol
Selamatkan Bumi!". Sebuah tema maha besar yang diyakini bakal kuasa
menginspirasi kesadaran intelektual dan batiniah setiap pihak untuk
selalu peduli pada masa depan dunia.

Kedahsyatan acara "Indonesian Earthfest 2008" itu berkat kolaborasi
tripartit amat apik antara Green Music Foundation, Yayasan Peduli
Hutan Lestari "YPHL", dan Bakri untuk Negeri. Tentunya, aksi "Cap
Jempol Hijau Peduli Lingkungan" yang juga didukung sepenuhnya oleh
Harian Online "HOKI" KabarIndonesia — yang berkantor pusat di Negeri
Kincir Angin itu—tidak cukup hanya berhenti sampai di situ saja.
Melainkan akan dilanjutkan terus hingga ke segenap penjuru mata arah
angin di seluruh daerah Indonesia.

Bermodalkan keberhasilan acara pada hari ini, kita semua pantas merasa
sangat optimis sekali bahwa dalam jangka waktu sebentar saja; lebih
dari satu juta Cap Jempol Hijau akan bisa terkumpulkan. SATU JUTA Cap
Jempol Hijau ini sama dengan satu juta warga yang peduli akan
kelestarian lingkungan. Dalam hal ini mereka tergabung dalam "Warga
Hijau". Seiring itu sikap optimis juga kian menggelegak, bahwa dalam
jangka waktu tidak lama lagi; aksi "Cap Jempol Hijau Peduli
Lingkungan" ini bisa memecahkan rekor MURI dan Guiness Book World of
Record.

Klimaks asanya, melalui penggalangan aksi Cap Jempol Hijau itu; negeri
berpenghuni 224 juta jiwa ini tak lagi dicibir-cibir banyak kalangan
sebagai kampiun negara perusak hutan di dunia. Juga tak lagi
"distigmatisasi- kambingputihkan" sebagai negara "keranjang sampah",
negara penyumbang polusi terbesar di dunia. Seluruh mata dunia kini
berharap-harap, Indonesia harus menjadi negara yang memiliki pesona
lingkungan hidup; terbebas dari kejahatan intelektual bernama illegal
loging, illegal mining, illegal fishing, maupun aksi perusakan
lingkungan lain. Karena nyatanya masih ada jutaan rakyat di belahan
bumi Nusantara yang mencintai negeri dan bangsa ini maupun
hutan-hutannya.

Bangsa Indonesia, bukanlah bangsa perusak lingkungan. Kita bangsa yang
mencintai negara dan hutan belantara, lengkap dengan kekayaan alam di
dalamnya. Melalui kegemilangan melaksanakan aksi "Cap Jempol Hijau
Peduli Lingkungan" itu; Yayasan Peduli Hutan "YPHL" Lestari telah
benar-benar berhasil memprakarsai satu gebrakan progresif nan
revolusioner— yang didukung oleh ratusan ribu "Warga Hijau".

Pasalnya, sudah menjadi komitmen dan visi-misi dari Yayasan Peduli
Hutan Lestari (YPHL) untuk selalu membuat terobosan-terobosan
(gebrakan taktis dan strategis) yang disebut "Indonesia Rainforest
Movement–Together for a Better Earth".

Aksi Jempol Hijau ini didukung dan dipublikasikan ke berbagai macam
media masa elektronik maupun cetak, termasuk Kompas.

Mari segera bergabung bersama "Warga Hijau"; dan jangan lupa, angkat
jempol tangan kanan anda—demi menggapai-gapai sebuah cita-cita yang
paling mulia. Apalagi kalau bukan upaya menyelamatkan bumi tercinta
ini dari cengkeram ancaman global warning. (*)

;;