"Sebuah Upaya Membangun Kesadaran Sosial Untuk Mewujudkan Gerakan Sosial Yang Lebih Baik"
Sabtu, 28/03/2009 12:40 WIB
Tanggul Situ Gintung Jebol
Walhi: Kampanye Politisi Berkedok Solidaritas
Luhur Hertanto - detik.com
Jakarta - Tidak sedikit kontestan Pemilu 2009 yang 'setor muka' di lokasi tragedi Situ Gintung, Tangerang Selatan. Ada yang mendirikan posko bantuan dan ada yang menerjunkan tim evakuasi, tentu tanpa melupakan atribut parpol masing-masing.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menduga ada kampanye di balik bencana yang menelan puluhan korban jiwa itu. Meski pun LSM yang bergerak di bidang lingkungan hidup ini tidak menutup mata terhadap manfaat dari partipasi dan bantuan yang diberikan para politisi pada korban.
"Para politisi uang bertarung dalam Pemilu 2009 berbondong-bondong mendatangi lokasi dan menjadikan bencana sebagai ajang kampanye gratis dengan kedok solidaritas kemanusiaan, " tulis Walhi dalam siaran pers yang diterima detikcom, Sabtu (28/3/2009).
Fenomena ini menjadi semakin memprihatinkan bila dibandingkan bencana Lumpur Lapindo. Sejak mulai terjadinya semburan liar lumpur panas tiga tahun lalu, hingga kini tidak ada parpol, caleg, atau politisi peduli dan dengan sungguh-sungguh memperjuangkan nasib 15 ribu warga yang menjadi korban.
"Korban Lapindo sampai kini kehilangan hak hidup dan dipaksa menghirup racun yang keluar bersama semburan lumpur," tulis Walhi
Berdasar pantauan detikcom di lapangan, sudah berdiri posko dari Partai Demokrat, Posko PKS, dan Posko Partai Hanura. Bahkan Bupati Tangerang Ismet Iskandar kedapatan membagikan bantuan pada pengungsi sambil mengenakan kaos warna kuning bergambar putranya yang maju sebagai caleg. ( lh / nwk )
Palangkaraya, 22 Januari 2008
Dinda.....
Engkau adalah jawaban dari setiap doa yang aku panjatkan....
Sungguh......
Aku tak mampu membuat mu menjadi sempurna.....
Kau telah menjadi pencuri yang mencuri hatiku.....
Namun aku harap jangan lah kau menjadi penjahat yang menghancurkan hatiku.......
Dan jika kau lakukan itu......
Maka mohon maaf jika kelak aku harus mengutuk mu menjadi Kodok....^_^
__________________
Jakarta, 18 Januari 2009
Aku adalah mentari yang bersinar tinggi dicakrawala nuranimu....
Aku adalah Samudra tempat mu berenang mengarungi hidup.....
Aku adalah pepohonan yang menghiasi kalbumu serta rimbunnya rindumu....
Aku adalah udara yang bersarang, beredar pada alur jantung mu.....
Aku adalah gunung berapi yang kau daki setiap hari....
Aku adalah hati dan pikiran berupa prasasti akan kasih sayang Tuhan bagimu.....
Aku tak tergantikan seperti terangnya malam dan siang....
Diriku tetap beristirahat disana......
dipusara hatimu.......
Palangkaraya, 11 Januari 2009
Perjalanan waktu yang terus berlalu akhirnya telah membawaku pada kisah yang akhirnya aku lewati......
Dimana telah aku rasakan hitam dan putihnya perjalan waktu menuju hari - hari yang semakin aku tak ketahui....
terus menumbus ruang - ruang hampa tanpa cahaya.....
menyingkap tabir - tabir senja......
mencari makna bahagia ditengah riuh gaduhnya suara......
Dan hari ini.........
akupun tahu bahwa masa indah tidak selamanya ada.....
bahwa masa indah tidak selama harus aku lewati.....
Persis seperti perjalan waktu yang terus berganti.....
Bahwa siang akan berganti dengan malam.....
Bahwa malam akan berganti siang kembali.......
Semoga....^_^
______________
Palangkaraya, 10 Desember 2008
Saudaraku......
Jika kau lelah, basuhlah peluhmu dengan kesabaran......
Critakan dukamu pada ketabahan......
dan usap air matamu dengan dengan harapan.......
Saudaraku......
Jika kau terluka, hilangkanlah perihmu dengan senyuman......
Obati goresan itu dengan keiklasan......
Dan jalani harimu dengan keteguhan......
Serta sucikan hati dengan saling memaafkan.......
______________
Palangkaraya, 09 Des 2008
Ukuran integritas dari sebuah cinta ada ketikaia bersemi dalam hati…..
Berkembang dalam kata….
Terurai dalam laku….
Jika kalau berhenti dalam hati itu cinta yang lemah, dan tidak berdaya……
Kalua hanya berhenti dalam kata itu merupakan cinta yang disertai dengan kamuflase….
Kalau cinta telah terurai jadi tingkah laku….
Maka sempurnalah cinta itu, seperti sebatang pohon yang akarnya menghunjam kuat didalam hati……
Batangnya tegak dalam kata…..
Buahnya menjumbai dalam tingkah laku…..
Persis seperti iman yang terpatri dalam hati……
Terucap dalam lisan.....
Dan dibuktikan dengan amal......
______________________________
Bunga adalah caramu tersenyum....
Bintang adalah caramu untuk menjaga sang malam.....
Angin adalah caramu menjaga kedamaian...
Rindu adalah caramu hadair dalam nyata…..
Saat itu kupandang dirimu, kulihat seseorang yang bimbang, yang dikirim oleh Tuhan untuk kemudian aku cinta........
Aku peluk......
Aku banggakan.....
Saat ku peluk erat bayangmu, ku ingat bulan yang ada itu sepanjang hari dan kemudian selamanya hingga hidup usai....
Akan selalu ku jaga dirimu....
Kini ku benar – benar telah menemukan jalanku....
Membimbingku melalui jalan yang sepi ini....
Yang harus aku lakukan adalah mengikutimu untuk menerangi jalanku.....
Kau telah membuka pintu yang tertutup dalam dunia yang semuanya berubah......
Kau beri aku kekuatan hingga aku tegak berdiri beralasakan bumi....
Kini....
Bulan telah menyambut malam, dan disini aku meminta semoga Bumi menjadi selimutmu......
Langit menjadi penjagamu.....
Dan orang – orang yang kamu cintai menjadi mimpi dalam tidur indah mu.....
